Tuesday, November 02, 2010

Blog Keluarga Maulizal: Proyek Cakram Belakang Byson Putih Papa Molly

Blog Keluarga Maulizal: Proyek Cakram Belakang Byson Putih Papa Molly

Proyek Cakram Belakang Byson Putih Papa Molly

Sejak pandangan pertama, motor Yamaha Byson langsung menancapkan racunnya ke Papa Molly. Makanya begitu ada nongol Byson Putih di Mandala Motor Pondok Gede, Papa Molly nggak pake nunggu lama untuk memboyong satu buat jadi pengganti Beat Putih yang jujur aja keliatan kaya motor2an listrik Abang Raia kalo dinaikin Papa Molly.

Sebulan dah berlalu, si Byson Putih menjadi tunggangan baru mengantar Mama Santi ke stasiun KA, Kaka Rakhel sekolah dan Papa Molly kerja. papa Molly benar2 merasakan perbedaan yang signifikan. Katanya, sejak pake si Byson Putih kakinya ga pegel karena suka mentok, belom lagi tangan pegel karena setang kependekan.

Tapi, dari semua perbedaan yang ada, Papa Molly merasakan satu hal yang kurang. Karena badannya bongsor, si Byson memerlukan sarana rem yang mumpuni. Jujur aja dengan rem depan cakram besar dan belakang tromol, Papa Molly masih suka ngeri kalo mau ngebut diatas 40 Km/ Jam?????? hehehehehe

Makanya, diambilah keputusan untuk memasang rem belakang disc brake alias cakram. Begini nih ceritanya: (Plus gambar ya, biar jelas)

Pertama-tama dan paling memusingkan, Papa Molly melakukan survey, mulai dari internet, tanya teman sampai mengejar motor yang modif cakram belakang untuk dicegat dan ditanyakan modif dimana. Dari survey itu diketahui kalo untuk modif cakram belakang sudah tersedia paketnya yang Plug n Play untuk semua motor. Nah, kalo banyak gimana dong memutuskan pake yang mana. Ini triknya, daripada pusing beli paket mana, mending langsung ke bengkel modif yang menyediakan paket dan jasa pemasangan.

Kenapa begitu? seperti tukang burung biasa bilang, kalo burung nya ga beli sama saya ngapain dibawa kesaya kalo burung situ sakit. Alias buat jaminan kalo ada kerusakan bakalan gampang diurusnya, disamping kalo bengkel modif biasanya sudah biasa pasang cakram belakang.

Pilihan bengkel modif cakram belakang juga banyak lho. Ada Kumis di Srengseng Sawah, ada LA motor di kalimalang  dan lain-lainnya. Tapi pilihan Papa Molly jatuh pada Tole Motor di Jl Serdang Raya 23, Kemayoran, Jakarta Utara. Kenapa, karena bengkel ini sudah terbukti dan banyak referensi yang mengarahkan Papa Molly untuk pasang disitu. Walau waktu pertama kali liat bengkelnya, ampun deh, ga banget gitu. Namun rasa itu ilang liat banyaknya motor nangkring yang dipegang tuh bengkel. Ditambah setelah ketemu langsung sama Tole pemilik bengkel dan krunya, Mas Iwan dan Ujang, rasa yakin muncul seperti mules saat dipagi hari.

Bengkel Tole Motor, sederhana namun dipenuhi oleh motor modif tingkat tinggi
Langsung saja Papa Molly mencari orang yang namanya dijadikan nama bengkel, Pakde Tole. Berperawakan kurus kuncring, Tole sangat humoris dan tidak segan memberikan diskon jika kita menawar. Dari sekian banyak paket, Tole menganjurkan memakai paket KW 1 Thailang lengkap. Jaminan garansi tukar baru jika bermasalah, Heem mantabs. Nih foto-fotonya ngapain aja kru Tole Motor (Mas Iwan dan Ujang , yang ga mau fotonya dipajang. Takut ilang gantengnya alasan mereka)

Paket lengkap KW 1 Thailand sudah berikut pegangan dan boster buat cakramnya

Saatnya bongkar-bongkar. Ingat copotan tromolnya disimpan kali aja mau turun kelas lagi

Nah enaknya nih bengkel, ga main ganti beli baru. Tapi memanfaatkan yang ada. Misal injakan rem diubah dari untuk tromol ke buat master rem. Ya dipotong terus disambung las

Mas Iwan dengan presisi membubut lobang buat dudukan disc. Enaknya lagi dibengkel ini lenkap alatnya. Dari mesin bubut, las ampe tukang pijat. Pijatnya pake mesin bor tapi.

Setelah dibuat lobang dudukan disc dibaut empat ke velg. Sekali lagi presisi kuncinya.

Masang master tonjokan rem juga mudah. Tinggal membuat pegangan dari plat terus dibaut dibawah pelindung kaki asli Byson

Wah sudah siap pasang. Tapi mesti dilihat dulu apakah disc berputar dengan sentris atau tidak

Nah kaliper juga nyusul dipasang. Buat melihat seberapa pasnya tempat untuk membuat penahan kaliper

Jika sudah dilihat pasnya tempat penahan kaliper, langsung las listrik besi 3 mm ke swing arm. Jadi ga perlu pake bolong-bolongin swing arm.

Gini nih jadinya pegangan kalipernya. Mirip asli ya....asli modif maksudnya

Nah kalau sudah keliatan begini keren kan? Benar-benar hasil yang memuaskan. 





Waktu 4 jam masang rem cakaram belakang tidak terasa lama. Karena selain banyak yang dilihat (motor-motor modifan Tole silih berganti datang) juga karena kru bengkel pada doyan ngoceh semua. Sumpah kalo ada lomba ngoceh awak bengkel pada menang semua kali.

Pas test drive rem cakram tidak langsung ciet loh. Karena memang masih membutuhkan adaptasi antara disc dan kampas remnya. Nanti deh dibuat tulisan lain untuk itu.

Apalagi ya yang mau diceritakan? Karena seperti kata pepatah. Foto berbicara seribu kata. Cuma tetap ada kesimpulannya nih yagn perlu diamati:
1. Untuk yang awam, survey sangat diperlukan. Agar tidak tersesat dirimba modifikasi. Poinnya cari bengkel yang berpengalaman, tahu jenis barang dari KW ampe asli, bengkel memiliki peralatan lengkap dan pengalaman kru bengkelnya.
2. Lebih baik mengawasi pekerjaan modifikasi, agar sesuai dengan keinginan dan cepat selesai. Ini pengalaman pribadi, kalo bengkel kaya tole, asal ada orang yg datang dan mereka lebih kenal, kerjaan yang dipegang bisa ditinggalin. Makanya kita mesti kaya anjing penjaga.
3. Sesuaikan modifikasi dengan budget. Karena kalo ngga bisa kena racunnya bengkel modif. Bayangin aja, nongkrong 4 jam , semua barang ditawarin dipasang ke Si Putih. Untung kuat iman, kalo ga jual diri yang ada.

Itu aja deh kayanya kesimpulannya. Ucapan terima kasih walau datang diakhir bukan berarti tidak menghargai. Paling utama terima kasih buat Madoen yang telah mengantar Papa Molly ke bengkel. Walau harus perang Bharatayudha sama istrinya. Sampai tulisan ini diturunkan belum ketahuan skor akhir berapa-berapa. Mudah-mudahan bukan talak 3 ya mad. Ciaoooooo

Tuesday, September 14, 2010

Belajar PR Dari “The Spin Crowd” E Channel


Nama-nama seperti Kim Kardashian, Paris Hilton dan Lindsay Lohan bisa ternama karena dibelakang mereka berdiri para praktisi Public Relations (PR) yang kompeten. E Channel mencoba mengangkat dunia dibelakang kesuksesan selebriti-selebriti ternama Paman Sam dalam sebuah acara televisi realitas keseharian para praktisi PR dalam bekerja bertajuk “The Spin Crowd”. Tapi jangan berharap banyak mendapat bocoran mengenai bagaimana praktisi PR mempraktekkan kemampuan PR mereka di acara ini. 

Para tokoh pemain 'The Spin Crowd' - (Kika) Summer, Lauren, Jonathan Cheban, Simon Huck, Katie, Erika.

Bukan kali pertama, sebuah acara televisi mengangkat gegap gempita dunia PR. Namun Jonathan Cheban, pendiri dan pemilik Command PR, konsultan PR yang menjadi tokoh utama “The Spin Crowd” berani sesumbar tidak ada acara lain yang seperti “The Spin Crwod”

Karena, masih menurut Cheban, yang sudah menangani selebriti papan atas seperti Jennifer Lopez, P. Diddy dan Kim Kardashian (juga Executive Producer The Spin Crowd), acara baru ini tidak hanya menonjolkan para tokoh yang berpenampilan bak model dan melulu berkeluh kesah membuat drama yang dibuat-buat untuk menarik penonton.

Memang tidak dipungkiri, didalam setiap pemberitaan dan liputan mengenai selebriti, terdapat hasil pekerjaan keseluruhan tin dari praktisi PR yang mumpuni. Seperti dalam episode pertama yang mengudara pada bulan Agustus 2010 lalu eksklusif di E Channel, kesibukan dalam menjalankan sebuah proyek kegiatan amal yang diprakarsai oleh Kelly Osbourne bisa menunjukkan bagaimana praktisi PR dituntut untuk mampu menjalankan tugasnya dengan baik ditengah himpitan tuntutan yang kadang menggelikan dari para selebriti.

Namun, sama seperti kebanyakan acara televisi realitas, yang ditonjolkan dari “The Spin Crowd” tidak lain dan tidak bukan adalah drama ketegangan pribadi-pribadi yang menjadi tokoh acara tersebut dalam menghadapi masalah keseharian mereka. 

Sebut saja masalah salah satu tokoh kita Erika Ladesme yang harus mengunjungi Dokter untuk mengatasi masalah pada giginya. Walau ujung-ujungnya diceritain juga kalo gigi yang baik mencerminkan penampilan diri yang baik.

Dimana pembahasan mengenai ilmu-ilmu PR, seperti RACE, PENCIL atau CRISIS PR? Jangan harap layaknya acara pelajaran yang secara langsung mengajarkan hal-hal yang perlu bagi seorang PR. Hal-hal mendasar mengenai PR hanya menjadi kosmetik dan pemanis belaka bagi drama realitas personal para tokoh “The Spin Crowd”.

Thursday, September 09, 2010

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431H - 2010

Dihari - hari terakhir bulan Ramadhan, ditengah kesibukan mencari pahala dan keutamaan dari - Nya, perkenankanlah kami mengucapkan " Selamat hari raya Idul Fitri 1431 H - September 2010. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf, buat saudara Keluarga Maulizal dimana saja berada.